Sabtu, 17 Februari 2018

PEMIMPIN DALAM FILOSOFI JAWA

Dalam sejarah Raja raja di pulau Jawa dikenal suatu wejangan atau ajaran Hasthabrata. Konon ajaran tersebut selalu dipedomani untuk dijadikan fatwa terhadap putra mahkota yang akan dinobatkan menjadi raja-raja Jawa. Hasthabrata terdiri dari kata hastha yang berarti delapan dan kata brata yang berarti sifat baik. Hasthabrata dikenal sebagai delapan sifat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin menurut ajaran Jawa.

Hasthabrata menggambarkan sifat-sifat benda alam yang meliputi:
SURYA (MATAHARI)
KARTIKA (BINTANG)
CANDRA (BULAN)
BAWANA (BUMI)
TIRTA (AIR)
MARUTA (ANGIN)
DAHANA (API)
SAMODRA (LAUTAN)

Brata yang pertama adalah SURYA yang berarti matahari. Matahari adalah pusat kehidupan planet dalam suatu sistem tata surya. Seorang pemimpin harus memiliki sikap seperti matahari, yang memiliki peran sebagai pengarah dan pengendali, sebagai sumber kekuatan yang digunakan untuk mempengaruhi untuk pengikutnya, keberadaannya sangat dibutuhkan oleh pengikutnya. Sifat menerangi yang dimiliki oleh matahari dalam bahasa jawa dimaknai sebagai “gawe pepadang marang ruwet rentenging liyan” yang berarti harus mampu membantu mengatasi kesulitan atau memecahkan problem-problem yang dihadapi oleh anak buahnya. Kehadiran matahari adalah membuat dunia terang, yang dapat dimaknai adanya peningkatan dari kegelapan menjadi terang, dari ketidak tahuan menjadi tahu, dari bodoh menuju pandai dan dari tidak berdaya menjadi berdaya.

Brata yang kedua adalah BAWANA yang berarti bumi. Bumi memiliki atmosfer yang melindungi semua makhluk yang hidup di bumi dari radiasi matahari. Tanpa atmosfer, bumi akan sangat panas, dan tidak mungkin makhluk akan dapat hidup di dalamnya. Dengan atmosfer pula benda-benda langit seperti meteor, bila jatuh ke bumi akan terbakar dan kemudian musnah. Bumi diibaratkan sebagai ibu pertiwi yang memiliki sifat keibuan, yang harus memelihara dan menjadi pengasuh, pemomong, dan pengayom bagi makhluk yang hidup di bumi. Implementasinya adalah kalau sanggup menjadi pemimpin harus mampu mengayomi dan melindungi anak buahnya.

Brata yang ketiga adalah CANDRA yang berarti bulan. Bulan memiliki sifat-sifat enak dan menyenangkan bila dipandang. Bulan juga diibaratkan sebagai gambaran kehidupan yang romantis, suasana yang sangat didambakan dalam memadu cinta. Implementasinya bagi pemimpin ialah pemimpin dalam memperlakukan anak buahnya harus dilandasi oleh aspek-aspek sosio-emosional. Dalam memperlakukan anak buah harus humanistik, lemah lembut, penuh perhatian, memperhatikan suasana kejiwaan anak buahnya. Pemimpin harus memperhatikan harkat dan mertabat pengikutnya sebagai sesama. Terhadap pengikutnya harus menghormati sebagai sesama manusia. Dalam konsep Jawa hal ini disebut “nguwongke”.

Brata keempat adalah KARTIKA yang berarti bintang. Secara alami, bintang dapat menunjukkan arah diwaktu malam. Bintang dapat menggambarkan dambaan cita-cita, tumpuan harapan, sumber inspirasi. Seorang pemimpin harus memiliki cita-cita yang tinggi, berpandangan jauh kedepan, pemberi arah, sumber inspirasi, dan tumpuan harapan.

Brata yang kelima adalah TIRTA yang berarti air. Secara alami, air selalu mengalir kebawah. Air selalu berubah bentuknya sesuai tempat dimana air tersebut ditampung. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan siapapun termasuk pengikutnya (adaptif). Air selalu mengalir ke bawah, artinya pemimpin harus memperhatikan potensi, kebutuhan dan kepentingan pengikutnya.

Brata yang keenam adalah MARUTA, yang berarti angin. Secara alami angin memiliki sifat menyejukkan, angin membuat segar bagi orang yang kepanasan. Angin sifatnya sangat lembut. Seorang pemimpin harus bisa membuat suasana kepemimpinan sejuk, harmonis, dan menyegarkan. Sifat angin yang lembut juga menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat lemah-lembut terhadap pengikutnya.

Brata yang ketujuh adalah DAHANA, yang berarti api. Secara alami, api memiliki sifat panas, dan dapat membakar. Seorang pemimpim memiliki sifat pembakar semangat, pengobar semangat, dan memiliki peran sebagai motivator dan inovator bagi pengikutnya.

Brata yang kedelapan adalah SAMODRA, yang berarti lautan atau samudra. Secara alami, lautan sangat luas melebihi luas daratan. Pemimpin harus memiliki wawasan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam samudra. Disamping wawasan yang luas, pemimpin harus berjiwa lapang, mudah memaafkan kesalahan orang lain. Samudra juga bersifat menampung seluruh air dan benda-benda yang mengalir kearah laut. Seorang pemimpin harus memiliki sifat menampung semua kebutuhan, kepentingan, dan isi hati dari pengikutnya, serta pemimpin harus bersifat aspiratif.
(Disunting dari berbagai sumber)


Sebagai pemimpin tentu kita masih banyak kekurangan dan kelemahan. Dari kutipan tulisan diatas ada beberapa filosofi yang bisa kita adopsi dalam kapasitas kita sebagai seorang pemimpin didalam komunitas sosial apapun termasuk keluarga kita sendiri. Semoga dengan artikel ini kita bisa menjadi belajar menjadi lebih baik.

Senin, 05 Februari 2018

METAMORFOSA NASIB


Berhati-hatilah dengan pikiranmu, sebab mereka akan menjadi kata2. Berhati-hatilah dengan kata-katamu, sebab mereka akan menjadi kebiasaan. Berhati-hatilah dengan kebiasaanmu, sebab mereka akan menjadi karakter. Berhati-hatilah dengan karaktermu, sebab ia akan menentukan nasibmu...

Semua hal besar dimulai dari satu langkah kecil. Seorang pemenang tidak membiarkan dirinya dikalahkan oleh keadaan namun dengan usaha dan doa dia dapat mengubah keadaan

Awali setiap hari dengan pikiran yang positif, tentukan prioritas apa yg akan diselesaikan hari ini, jadikan doa sebagai tiang penuntunnya, dan akhiri hari dengan sebuah kemenangan...