Minggu, 15 April 2018

TIGA KALIMAT AYAH

Berikut kisah inspiratif dari pemimpin besar Negeri Tiongkok, Xi Jinping yang masa kecil merupakan orang yang sangat egois selalu mengambil yang terbaik untuk dirinya sendiri hingga pada suatu hari Ayahnya mengubah sudut pandangannya dengan memberinya 3 kalimat untuk merubah hidupnya.

Suatu ketika AyahNya memasak 2 mangkuk mie dan meletakkan 2 mangkuk di atas meja. Satu mangkuk hadir dengan satu telur di bagian atas mie dan mangkuk lainnya tidak memiliki telur di atasnya.

AyahNya berkata, "Anakku. Silahkan kamu pilih. Mangkuk mana yang kamu inginkan ”. Telur sulit didapat saat itu! Hanya bisa makan telur selama festival atau Tahun Baru. Tentu saja dia memilih mangkuk dengan telur! Saat mereka menikmati makanan tersebut,  Jinping mengucapkan selamat kepada diriNya sendiri atas pilihan dan keputusan bijak yang dilakukan dengan mendapatkan telur itu. Lalu Jinping terkejut ketika ayahNya makan mie, ada dua telur di bawah mangkuknya, tersembunyi di bagian bawah mie... Jinping sangat menyesal dan kecewa karena terlalu terburu-buru dalam keputusan. AyahNya hanya tersenyum dan iba dengan berkata: "Anakku... Kamu harus ingat apa yang dilihat dengan kasat mata mungkin tidak benar. Jika kamu berniat mengambil keuntungan dari orang-orang, kamu akan berakhir dengan kekalahan!”

Keesokan harinya, ayahNya kembali memasak 2 mangkuk mie: satu mangkuk dengan telur di atasnya dan mangkuk lainnya tanpa telur di atasnya. Sekali lagi, AyahNya meletakkan dua mangkuk di atas meja dan berkatanya: ”Anakku. Silahkan kamu pilih. Mangkuk mana yang kamu inginkan? ” Tidak mau gagal kedua kalinya, Jinping memilih mangkuk tanpa telur di atasnya. Setelah coba menyantapnya ternyata tidak ada satu pun telur di dasar mangkuk! Sekali lagi ayahNya tersenyum dan berkata: “Anakku, kamu tidak harus selalu bergantung pada pengalaman karena kadang-kadang, hidup dapat mengecohmu atau menipu kamu. Tetapi kamu tidak boleh terlalu jengkel atau sedih, hanya dengan memperlakukan ini sebagai pengetahuan, kamu dapat menjadikan hal ini sebagai proses pembelajaran. Kamu tidak akan mendapatkan pelajaran semacam ini dari sebuah buku.

Hari ketiga, ayahNya memasak lagi 2 mangkuk mie, lagi satu mangkuk dengan telur di atas dan mangkuk lainnya tanpa telur di atasnya. Dia meletakkan 2 mangkuk di atas meja dan kembali berkata kepadanya: "Anakku. Silahkan kamu pilih. Mangkuk mana yang kamu inginkan?”. Kali ini Jinping berusaha bijak dengan berkata: "Ayah, pilihan dulu karena Ayah adalah kepala keluarga dan telah berjuang banyak untuk keluarga." AyahNya tidak menolak dan memilih mangkuk dengan satu telur di atasnya. Saat Jinping coba menyantap semangkuk mie tanpa telur diatasnya, dalam hatinya berkata pasti tidak ada telur di dalam mangkuk. Namun mengejutkan!!! Ternyata ada dua telur di dasar mangkuk tersebut.

AyahNya tersenyum dengan cinta dan berkata: "Anakku, kamu harus ingat! Ketika kamu berpikir untuk kebaikan orang lain, hal-hal baik akan selalu alami terjadi pada dirimu!"

Tiga pelajaran inilah yg kemudian mengubah sikap Xi Jinping yang tadinya sangat egois menjadi pribadi yang selalu berusaha memberi manfaat bagi orang di sekitarnya hingga pada akhirnya Xi Jinping menjadi pemimpin yang besar...

Senin, 09 April 2018

PALU MENGHANCURKAN KACA ATAU MEMBENTUK BAJA

Palu memang bisa digunakan untuk menghancurkan kaca namun palu juga dapat membentuk baja, ditempa terus dan dihajar dengan panas yang sedemikian rupa baja itu dapat berubah menjadi pedang.
Palunya sama, jadi pertanyaannya adalah: "Apakah kita Kaca atau Baja?" Kalau kita baja semakin keras dipukul oleh palu, semakin terbentuk. Intinya jangan menyalahkan palunya (keadaan ekonomi, jarak tempuh, cuaca, karakter konsumen, akuisisi, kompetitir dan hal hal lainnya diluar kendali kita). Jika kita ini baja, maka sekali pun dalam tekanan yang luar biasa justru muncul ide kreatif dan inovatif untuk mengatasi masalah namun klo kita memilih sebagai kaca maka yang timbul adalah seribu alasan untuk lari dari tekanan tersebut. Mudah untuk mencari alasan jika kita ini adalah kaca...